Selamat datang di toko kami

Kami menyediakan produk fashion import berbagai merek terkenal kualitas terjamin dengan harga terjangkau, silahkan berbelanja dan jangan ragu atau sungkan untuk menghubungi customer service kami jika anda butuh bantuan. Terima kasih
PRODUK TERBARU

Tonkinese

tonkineseCatatan yang ada mengindikasikan kucing siam berwarna coklat pada tahun 1800-an sebenarnya adalah kucing tonkinese. Tetapi tonkinese pertama yang tercatat bernama Wong Mau, kucing yang dibawa dari Birma ke Amerika ada tahun 1930-an.
Pada tahun 1950-an, seorang pemilik kucing di New York yang bernama Milan Greer,  mulai mengembangbiakan kucing yang dia sebut "Golden Siamese". Golden siamese ini dihasilkan dari perkawinan kucing Siam dengan Burmese. Pada awalnya, program pengembangbiakan ini bertujuan menghasilkan kucing dengan warna Mahoni dan warna point yang gelap.
Greer menghasilkan kucing-kucing  dengan "genetik murni"  ini selama 5 generasi. Kucing-kucing miliknya sangat populer sekitar tahun 1950-1960. Greer menghasilkan kucing coklat dengan warna point  coklat tua atau seal. Setelah 5 generasi tersebut, greer kehilangan minatnya untuk meneruskan perkembangbiakan kucing-kucingnya.
Secara kebetulan, sekitar awal 1960, seorang penggemar kucing di Kanada, bernama Margaret Conroy, memutuskan untuk menyilangkan siam warna sealpoint dengan burmese berwarna  sable (coklat tua). Pada saat itu kucing siam belum memiliki sifat-sifat genetik yang murni dan stabil.
Dengan bantuan beberapa temannya, Conroy menuliskan beberapa standar ras tersebut dan mengajukannya ke Canadian cat association. Pada tahun 1960 ras tersebut telah diakui di Kanada.
Ras tonkinese mendapatkan status untuk kontes dari Canadian Cat Association pada tahun 1971. Baru pada tahun 1979 CFA dan TICA mengakui ras ini untuk diikutkan dalam kontes.
Pada akhir 1960-an Margaret Conroy tidak lagi mengembangbiakkan tonkinese, tetapi kucing-kucing yang dihasilkannya telah menyebar ke Amerika Serikat. Pada tahun 1965, seorang breeder Amerika bernama Jane Barletta mulai mengembangkan tonkinese  ini.




 platinum
Platinum mink


Karakteristik Tonkinese
Tonkinese adalah kucing dengan bulu pendek, ukuran badan sedang dan berotot. Bentuk  kepala pertengahan antara segitiga dan bulat.  Moncong agak bulat, mata berbentuk seperti kacang almond dengan warna bervariasi tergantung warna buli.

Warna dan pola warna
Ada empat warna tonkinese, yaitu : natural disebut juga seal atau sable (coklat tua), champagne disebut juga chocolate, platinum sering disebut juga lilac atau frost dan warna blue (abu-abu).

Warna-warna tersebut bisa terdapat pada  tiga pola warna, yaitu : solid, point dan mink.

Point,  pola warna seperti pada kucing siam, kontras warna tubuh dengan daerah point (telinga, ekor,kaki) terlihat sangat jelas.
Mink, ciri khas tonkinese. Kontras pertengahan antara siam dan burmese
Solid, pola warna seperti pada burmese, bukan solid sebenarnya.


Pattern 

Ketiga anak kucing diatas mempunyai warna natural (seal), tetapi dengan pola yang berbeda. Paling kiri disebut natural point, tengah disebut natural mink dan yang terakhir disebut natural solid. (drh. Neno WS)

 Blue
blue mink

 natural
natural mink


 Sumber :
kucingkita.com

Birma

Sejarah

Berabad-abad lalu orang-orang Khmer di Birma membuat kuil Lao-Tsun sebagai tempat memuja dewi dengan mata biru safir yang bernama Tsun-Kyan-Kse. Seorang pendeta bernama Mun-ha sering berlutut  untuk bermeditasi di depan patung emas dewi tersebut bersama seekor kucing putih bernama Sinh. Pada suatu ketika perampok menyerang kuil tersebut dan akibatnya Mun-Ha terbunuh.
Setelah Mun-Ha meninggal terbunuh, Sinh meletakan kakinya di atas tubuh tuannya dan menghadap patung dewi Tsun-Kyan-Kse. Kemudian bulu putihnya berubah warna menjadi keemasan dan mata kuningnya berubah menjadi biru seperti mata dewi Tsun-Kyan-Kse. Warna   keempat kakinya berubah menjadi coklat tanah. Tetapi cakar yang diletakkan di atas tubuh tuannya tetap berwarna putih yang melambangkan kesucian.
Keesokan harinya, ratusan kucing yang hidup di kuil tersebut juga mempunyai warna yang sama dengan Sinh. Sinh tidak pernah meninggalkan altar pemujaan hingga saat kematiannya tujuh hari kemudian. Kemudian arwah Sinh membawa arwah tuannya menuju surga. Sejak saat itu bila ada seekor kucing kuil mati, dipercaya ada arwah seorang pendeta yang menemani arwah kucing tersebut di perjalanan alam akhirat. Pada titik ini legenda berakhir dan sejarah bermula.

Pada tahun 1919, dua orang berkebangsaan Perancis Auguste Pavie dan Gordon Russel, datang ke kuil untuk membantu para pendeta di kuil. Sebagai tanda terima kasih, para pendeta mengirimkan sepasang kucing birman. Sayangnya kucing jantan mati di perjalanan, tetapi kucing betina ternyata sedang bunting.
Ras birman awal, pada sekitar tahun 1925, berasal dari sepasang kucing bernama Orloff dan Xenia de Kaabaa. Ras ini mengalami kemunduran akibat resesi dan perang dunia ke dua. Hanya  satu pasang kucing yang berhasil selamat melewati masa-masa sulit tersebut.
Ras Birman mulai diakui di Ingris pada tahun 1966. Baru  pada tahun berikutnya Amerika mengakui ras ini, ketika CFA (Cat Fanciers Association) mengakui standarisasi ras tersebut.
 

 

Ciri Khas  Kucing Birman
 
Kucing ras Birman adalah kucing berukuran sedang dengan berat badan kucing jantan 4-6 Kg. yang betina biasanya sedikit lebih kecil dibandingkan jantan. Birman hanya mempunyai warna mata biru.

Pola warna ras ini menyerupai ras Siam yang dikenal dengan istilah "Colour point" (warna gelap pada telinga, wajah, ekor dan keempat kaki) kecuali keempat telapak kaki dan cakar (paw) yang berwarna putih.  Badan tegap dengan panjang sedang, ditopang kaki yang kuat.  Kepala lebar dan bulat, pada hidung ada sedikit lekukan, sedangkan mata hampir bulat dan berwarna biru.  Telinga berukuran sedang dengan ujung melengkung. 
Bulu leher dan ekor tumbuh sempurna, tebal dan halus.  Warna bulu badan lebih pucat dibandingkan warna point pada kedua telinga, muka, kaki dan ekor.  Yang membenadan dengan Ras Siam dan himalaya adalah warna putih pada keempat jari-jari kakinya.  Warna putih ini sebaiknya simetris, tidak melebihi batas pergelangan kaki. 
Birman mempunyai temperamen yang menyenangkan. Mereka relatif cerdas dan keterikatan pada pemiliknya sangat erat. Ras ini juga senang berada disekitar manusia. Kadang-kadang kucing ini juga terlihat sering menyesuaikan jadwalnya dengan pemiliknya. Kucing ini sering menunggu pemiliknya pulang ke rumah, "Just to say Hello as soon as you get home". (drh. Neno WS)
 


 

 Sumber :
kucingkita.com


Ragdoll

Sejarah

Sejarah Ragdoll dimulai di California pada tahun 1963. Ann Baker, seorang pembiak kucing persia mempunyai kebiasaan meminjam kucing jantan hitam (bernama blackie) dari tetangganya (Mrs. Pennels). Blackie mempunyai fisik seperti kucing persia hitam yang dihasilkan dari induk berwarna putih yang bernama Josephine. Josephine adalah kucing dengan fisik seperti angora yang mempunyai panjang bulu medium.
Pada suatu ketika josephine tertabrak mobil dan terbaring di jalanan selama beberapa hari. Setalah ditemukan ia di bawa ke rumah sakit hewan dari perguruan tinggi setempat untuk diobati. Josephine kembali sehat tetapi kehilangan sebelah matanya. Setelah kembali ke rumah Mrs. Pennel Josephine kembali bunting dan menghasilkan anak, tetapi sifatnya berubah, menjadi lebih tenang dan lebih tahan sakit. Hal ini membuat Ann baker semakin tertarik pada Josephine.
Josephine juga mempunyai anak jantan lain dari ayah yang berbeda yang diberi nama Daddy Warbucks. Ann Baker juga sering meminjam kucing ini. Dari perkawinan silang ketiga kucing inilah (Blackie, Josephine & Daddy Warbucks) Ann Baker memperoleh Ras Ragdoll.

Ann Baker kemudian mendirikan sebuah organisasi khusus penggemar kucing ragdoll pada tahun 1971 yang masih berdiri hingga saat ini. Kemudian ada suami istri membeli sepasang Ragdoll dari IRCA dan bermaksud membuat standar dan “menstabilkan" sifat-sifat genetik Ragdoll agar dapat diterima oleh semua asosiasi penggemar kucing.
Dari sebuah program breeding dengan seleksi yang ketat akhirnya dihasilkan sifat-sifat standar Ragdoll. Kemudian didirikanlah organisasi Ragdoll Fanciers Club International (RFCI) yang bertujuan menyebarluaskan ras ini dan membuat aturan dan panduan bagi para pembiak Ragdoll.

Ciri Fisik & Sifat
Ada enam macam warna yang terdapat pada Ragdoll tetapi hanya empat warna yang diakui oleh kebanyakan asoasiasi penggemar kucing yaitu : seal , blue, chocolate dan, lilac sedangkan warna red dan cream tidak diakui oleh beberapa asosiasi. Semua warna tersebut membentuk 4 pola warna yang digolongkan menjadi : bi-color, van *, mitted dan point (solid, lynx, tortie). (* oleh beberapa asosiasi tidak diakui)

Ragdoll
(Dari kiri ke kanan) Pola warna mitted, bicolor dan point
Badan kucing yang besar didukung oleh badan berat, dada lebar serta bagian panggul yang besar. Seperti kucing berbadan besar lainnya, ragdoll dewasa pada umur tiga tahun. Betina biasanya lebih kecil dari jantan dengan berat rata-rata 5-7,5 kg, sedangkan jantan bisa mencapai berat 6-10 Kg atau lebih.
Ragdoll termasuk kucing berbadan besar dan jinak, mempunyai bulu medium-panjang dengan tekstur seperti bulu kelinci. Ragdoll akrab dengan manusia dan mudah beradaptasi. Dibandingkan Persia, ragdoll tidak memerlukan penyisiran bulu setiap hari.
Seperti ras Himalaya & Siam, Ragdoll adalah kucing dengan gen warna “point". Pada saat lahir anak Ragdoll lahir berwarna putih, lalu perlahan-lahan warna-warna lain mulai muncul. Semakin dewasa kucing, warnanya akan semakin pekat. (drh. Neno WS)

 

Burmese

 Burmese Sable
Sejarah

Awal 1930-an, Dr. Joseph Thompson dari San Francisco mengimpor seekor kucing betina berwarna coklat tua dari Birma. Kucing tersebut bernama Wong Mau. Karena pada saat itu tidak ada kucing dengan ras yang sama, Wong mau dikawinkan dengan kucing siam. Sebagian anak-anak Wong mau mempunyai karakteristik kucing siam, ini menunjukkan bahwa Wong mau bukanlah kucing Burmese murni, tetapi Tonkinese. Karena jika wong mau adalah burmese, semua anak-anaknya dengan kucing siam haruslah tonkinese (pola mink). Wong mau dikenal sebagai kucing tonkinese pertama.
Setelah beberapa generasi, mulai dihasilkan anak kucing dengan tiga sifat warna berbeda dan stabil. Kucing-kucing ini didapatkan dengan mengawinkan kucing berwarna mink dengan  mink lagi.
Ras burmese  dikenal di Amerika sejak tahun 1936 dan diakui oleh CFA tahun 1947. Pada saat itu hanya warna sable yang diakui, dan awal 1960-an mulai dihasilkan warna lain. Breeder di Inggris mengimpor Burmese pertama dari US pada tahun 1947 dan mulai diakui keberadaannya disana tahun 1952.

Karakteristik Burmese

Bila dilihat dari depan, bentuk kepala bulat dan melengkung kearah tengkorak. Di UK ras ini dimodifikasi sehingga tidak menyerupai Siamese dengan jarak kedua telinganya yang cukup jauh. Jika diperhatikan bentuk beberapa kepala Burmese bervariasi, ukuran telinga sedang, melebar pada bagian bawah dan ujungnya lancip. Mata bulat lebar dengan garis mata bagian atas mencirikan khas oriental. Warna mata kuning keemasan dengan bayangan kuning kehijauan, warna mata emas lebih disukai.
Badan berukuran sedang tetapi berat. Garis pungung rata, dada melengkung dan memperlihatkan perototan yang cukup baik. Kaki proposional dengan ukuran badan, ekor lurus dan panjangnya sedang, bagian pangkal tidak terlalu besar.
Bulu pendek, halus dan mengkilap dengan tekstur seperti satin. Untuk kepentingan kontes, GCCF menerima semua warna bulu, sedangkan CFA hanya mengakui 4 warna yaitu : sable (brown), champagne (chocolate), blue dan platinum (lilac). (drh. Neno WS)



 Burmese Platinum
Warna Platinum



Burmese Champagne
Warna Champagne
Sumber :
kucingkita.com

Berita Terbaru

Produk Populer

Advertiser